Pojokdurasi.com - Sahabat setia Sendal Seribu yang terkasih dalam Kristus,
Tuhan senantiasa menawarkan kasihNya kepada kita. Dia ingin agar kita tinggal di dalam kasihNya dan bersahabat denganNya. Sebab, kita ini adalah ciptaan yang paling agung, ciptaan yang diciptakan segambar dan secitra denganNya.
Sahabat setia Sendal Seribu yang terkasih dalam Kristus,
Tinggal bersama Allah itu berarti menjadikan hati kita sebagai bait kudus bagi Allah untuk Dia bersemayam. Allah tinggal di dalam hati kita dan kita tinggal di dalam hati Allah.
Dengan demikian, apa yang kita lakukan dan perbuat adalah apa yang lahir dari perjumpaan mesra kita dengan Allah di dalam hati kita. Kita bertindak seturut apa yang menjadi kehendakNya. Ini tidak mudah! Karena itu butuh kerelaan dan kesiapsediaan untuk senantiasa mengarahkan hati kita kepada Kasih Allah dalam Doa dan Ekaristi agar kita tidak terperangkap pada kecenderungan untuk menilai dan menghakimi sesama.
Sahabat setia Sendal Seribu yang terkasih dalam Kristus,
Hati kita harus menjadi milik Allah. Hati kita harus kita tambatkan pada Kasih Allah agar ditengah kelemahan dan kerapuhan kita berusaha untuk tidak pernah mengesamingkan perintah Allah di dalam hidup kita. Kalau Hati ini sudah menjadi milik Allah sepenuhnya maka kita akan merawat persahabatan kita dengan Allah ini dan berusaha agar Sabda Allah yang kita baca, renung dan hayati ini meresap dan berbuah dalam kehidupan kita setiap hari.
Baca Juga: Desa Wisata Wae Rebo Raih Penghargaan International ASEAN Community Based Tourism
Sahabat setia Sendal Seribu yang terkasih dalam Kristus,
Orang Farisi dalam bacaan Injil hari ini menitikberatkan pandangan mereka hanya pada apa yang tampak di luar. Dari bibir mereka seolah dekat dengan Allah tapi nyatanya hati mereka sangat jauh dari Allah. Kita pun kerap terperangkap dalam pola hidup seperti orang Farisi. Bibir kita lantunkan doa tapi hati menjadi tempat tinggal roh jahat, penuh dendam dan iri hati serta cemburu.
Marilah kita berdoa memohon rahmat dan cinta Tuhan agar kita memiliki hati yang tulus untuk mengasihi Allah dan sesama, sehingga dari hati yang tulus yang dibaluti dengan cinta kita menjalin persahabatan dengan Allah dan sesama dan itu menjadi nyata dalam tutur kata dan perbuatan kita setiap hari. Usaha ini memang tidak mudah, kerap kita jatuh dalam kelemahan dan kerapuhan. Tapi itu tidak berarti bahwa kita tidak mau berusaha untuk menjadikan bumi ini damai, sedamai hati kita yang telah disentuh oleh Kasih Allah. (Pastor Ryano Tagung, Pr)